watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Nikmatnya istri karyawanku

Hari itu salah seorang direktur perusahaan, Pak
Freddy, sedang mengadakan resepsi pernikahan
anaknya di sebuah hotel bintang lima di kawasan
Senayan. Tentu saja akupun diundang, dan malam
itu akupun meluncur menuju tempat resepsi
diadakan.
Aku pergi bersama dengan Jason, temanku waktu
kuliah di Amerika dahulu. Sesampainya di hotel
tampak para undangan sebagian besar membawa
pasangannya masing-masing. Iri juga melihat
mereka ditemani oleh istri dan anak mereka,
sedangkan aku, karena masih bujangan, ditemani
oleh si bule ini.
"Selamat malam Pak.." sapa seseorang agak
mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Lia
sekretarisku yang menyapaku. Dia datang bersama
tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia
malam itu, disamping juga anggun. Berbeda sekali
jika dibandingkan saat aku sedang menikmati
tubuhnya,.. Liar dan nakal. Dengan gaun malam
yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang
besar tampak menggoda.
"Malam Lia" balasku. Mata Jason tak henti-hentinya
menatap Lia, dengan pandangan kagum. Lia hanya
tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu
seperti itu. Tampak dia menjaga tingkah lakunya,
karena tunangannya berada di sampingnya.
Kamipun lalu berbincang-bincang sekedarnya. Lalu
akupun permisi hendak menyapa para undangan
lain yang datang, terutama para klienku.
"Malam Pak Robert.." seorang wanita cantik tiba-tiba
menyapaku. Dia adalah Santi, istri dari Pak Arief,
manajer keuangan di kantorku. Mereka baru
menikah sekitar tiga bulan yang lalu.
"Oh Santi.. Malam" kataku
"Pak Arief dimana?"
"Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak?" tanyanya.
"Sama teman" jawabku sambil memandangi dia
yang malam itu tampak cantik dengan gaun
malamnya dengan anggun. Belahan gaunnya yang
tinggi memamerkan pahanya yang putih
menggiurkan. Dadanya walaupun tak sebesar Lia,
tampak membusung menantang.
"Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang
nemenin" katanya sambil tersenyum manis.
"Belum ada yang mau nih"
"Ahh.. Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek
yang mau sama bapak.. Kalau belum married saya
juga mau lho.." jawabnya menggoda.
Memang Santi ini rasanya punya perasaan tertentu
padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia
memandangku.
"Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun
kamu sudah married" kataku sambil menatap
wajahnya yang cantik.
"Ah.. Pak Robert.. Bisa aja.." jawabnya sambil
tersipu malu.
"Bener lho mau aku buktiin?" godaku
"Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa
gawat" jawabnya perlahan sambil tersenyum.
"Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan?"
rayuku lagi.
Santi tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat
angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan
Santi beberapa bulan yang lalu sudah
membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini.
Dengan kulit putih, khas orang Bandung, rambut
sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi.
Dia baru berumur 24 tahunan."Gimana nih setelah
kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot y.
"Godaku lagi.
"Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak..
Tergantung moodnya" jawabnya lirih.
Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak
Arief ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat
tidur. Mungkin karena usia Pak Arief yang sudah
berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih
penuh gejolak hasrat seksual wanita muda. Pasti
jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan
sekali pikirku.
Tak lama Pak Ariefpun datang dari kejauhan.
"Wah.. Pak Arief.. Punya istri cantik begini kok
ditinggal sendiri" kataku menggoda.
Santi tampak senang aku puji seperti itu. Tampak
dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan
laki-laki tulen seperti aku ini.
"Iya Pak.. Habis dari belakang nih" jawabnya.
Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang
mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin
dia sudah dengar kabar akan ke-playboyanku di
kantor.
"Ok saya tinggal dulu ya Pak Arief.. Santi" kataku lagi
sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan.Aq
punmenyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah
keroncongan, terlalu banyak basa-basi dengan para
tamu undangan tadi. Kulihat si Jason masih ngobrol
dengan Lia dan tunangannya.
Ketika aku mencari Santi dengan pandanganku, dia
juga sedang mencuri pandang padaku sambil
tersenyum. Pak Arief tampak sedang mengobrol
dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak
yang satu ini, tidak bisa membahagiakan istrinya.
Santi kemudian berjalan mengambil hidangan, dan
akupun pura-pura menambah hidanganku.
"San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk" ajakku
berbisik padanya
"Nanti saya dicari suami saya gimana Pak.."
"Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku
tunggu di luar"Kataku sambil menahan nafsu
melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya
yang berbulu halus
Tak lama Santipun keluar ruangan resepsi
menyusulku. Kamipun pergi ke lantai di atas, dan
menuju toilet. Aku berencana untuk bermesraan
dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya
pasti sepi. Sebelum sampai di toilet, ada sebuah
ruangan kOsong,, sebuah meeting room, yang
terbuka. Wah kebetulan nih, pikirku. Kutarik Santi ke
dalam dan kututup pintunya.
Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah
itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun
bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan
tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di
belakang tubuhnya. Kulepas gaunnya sebagian
sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya
tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher
Santi yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya
kebawah sehingga buah dadanya mencuat keluar.
Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku
hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah
mengeras dengan lidahku.
"Oh.. Pak Robertt.." desah Santi sambil menggeliat.
"Enak San.."
"Enak Pak.. Terus Pak.." desahnya lirih.
Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan
sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah
begitu bergairah sehingga celananya sudah lembab
oleh cairan kewanitaannya.
Santipun kemudian tak sabar dan membuka kancing
kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku..
Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia
berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan
tangannya yang lentik berbulu halus itu merogoh ke
dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana
dalamnya. Memang kami sengaja tidak mau
telanjang bulat karena kondisi yang tidak
memungkinkan.
"Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi suka.." katanya
sambil mengagumi kemaluanku dari dekat.
"Memang punya suamimu seberapa?" tanyaku
tersenyum menggoda.
"Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi
suka.." katanya tak melanjutkan lagi jawabannya
karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum
kemaluanku.
"Enak Pak?" tanyanya sambil melirik nakal kepadaku.
Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku
sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku.
"Enak sayang.. Ayo isap lagi" jawabku menahan
rasa nikmat yang menjalar hebat. sementara kedua
tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy
sekali melihat pemandangan itu. Seorang wanita
cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat,
sedang berlutut didepanku dengan pipi yang
menggelembung menghisap kemaluanku. Terlebih
ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa
menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan
kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Santi
mengulumnya kembali.
"Hm.. tongkol bapak enak banget.. Santi suka
tongkol yang besar begini" desahnya.
Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun
menghentikan isapannya.
"Iya Mas.. Ada apa?" jawabnya.
"Lho Mas udah pikun ya.. Khan Santi tadi usah
bilang.. Santi mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih"
Santi berbicara kepada suaminya yang tak sabar
menunggu. Sementara tangan Santi yang satu tetap
meraba dan mengocok kemaluan atasan suaminya
ini.
"Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi
Mas.. Sabar ya.."
Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang
di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi
untuk kembali mengulum kemaluanku sementara
tangannya masih memegang handphonenya.
"Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas.." katanya
sambil menutup telponnya.
"Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia
nunggu agak lama, soalnya Santi pengin puas dulu".
Sambil tersenyum nakal Santi kembali menjilati
kemaluanku.
Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh
wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar
berdiri, dan akupun tiduran di atas meja meeting di
ruangan itu.
Tanpa perlu dikomando lagi Santi menaiki tubuhku
dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga
vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang
sudah menjulang menahan gairah.
Santi kemudian menurunkan tubuhnya sehingga
kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang
masih sempit itu.
"Oh.. My god.." jeritnya tertahan.
Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik-
turunkan sehingga kemaluanku maju mundur
menjelajahi liang nikmat istri cantik Pak Arief ini.
Kemudian tanganku bergerak meremas buah
dadanya yang bergoyang saat Santi bergerak naik
turun di atas tubuhku. Sesekali kutarik badannya
sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku
untuk kemudian aku hisap dengan gemas.
"Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan.."
desahnya
"Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak.." Santi berkata sambil
menggoyang-goyangkan badannya maju mundur
di atas kemaluanku.Setelah itu dia kembali
menggerakkan badannya naik turun mengejar
kepuasan bercinta yang tak didapatkan dari
suaminya.
Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan
aku suruh dia menungging sambil berpegangan
pada tepian meja. Aku sibakkan gaunnya, dan
tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya
tertutup oleh celana dalam yang sudah tersibak
kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya,
dan langsung kugenjot dia, sambil tanganku
meremas-remas rambutnya yang ikal itu.
"Kamu suka San?" kataku sambil menarik
rambutnya ke belakang.
"Suka Pak.. Robert.. Suka..""Suamimu memang
nggak bisa ya"
"Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh"
"Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngent*tin suamimu
atau aku" tanyaku sambil mencium wajahnya yang
mendongak ke belakang karena rambutnya aku
tarik.
"Santi lebih suka dient*tin Pak Robert.. Pak Robert
jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God.." jawabnya.
"Kamu suka tongkol besar ya?" tanyaku lagi
"Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil
Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh..
God. Suamiku jelek.. Pak Robert ganteng. Oh god.
Enakhh.." Santi mulai meracau kenikmatan.
"Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Ayo Pak
puaskan Santi Pak.." jeritnya.
"Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah
itu.." jawabku sambil terus mengenjot dia dari
belakang. Tangankupun sibuk meremas-remas
buah dadanya yang bergoyang menggemaskan.
"Ahh.. Santi sampai Pak.." Santi melenguh ketika
gelombang orgasme menerpanya.
Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah
berdenyut- denyut ingin mengeluarkan laharnya.
Kutarik tubuh Santi hingga dia kembali berlutut di
depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama
tersemburlah spermaku ke wajahnya yang cantik.
Kuoles- oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke
seluruh wajahnya. Kemudian Santipun mengulum
dan menjilati kemaluanku hingga bersih.
"Terimakasih Pak Robert.. Santi puas sekali" katanya
saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu.
"Sama-sama Santi. Saya hanya berniat membantu
kok" jawabku sambil bergegas membetulkan
pakaianku kembali.
"Ngomong-ngomong, kamu pintar sekali blowjob
ya? Sering latihan?" tanyaku.
"Santi sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami
sih jarang Santi mau begitu. Habis nggak nafsu sih
lihatnya"
Wah.. Kasihan juga Pak Arief, pikirku geli. Malah aku
yang dapat menikmati enaknya dioral oleh istrinya
yang cantik jelita itu.
"Kapan kita bisa melakukan lagi Pak" kata Santi
mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu.
"Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu
ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama?""Hihihi..
Ide bagus tuh Pak.. Janji ya" Santi tampak gembira
mendengarnya.
Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Santi aku
suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul
beberapa menit kemudian. Sesampai di ruang
resepsi tampak Jason sedang mencari aku.
"Hey man.. Where have you been? I've been
looking for you"
"Sorry man.., I had to go to the restroom. I had
stomachache" jawabku.
Tak lama Santi datang bersama Pak Arief suaminya.
"Pak Robert, kami mau pamit dahulu.. Ini Santi
nggak enak badan.. Sakit perut katanya"
"Oh ya Pak Arief, silakan saja. Istri bapak cantik
harus benar- benar dirawat lho.."
Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku
itu, sementara wajah Pak Arief menunjukkan rasa
curiga. He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan
syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi
istrinya yang cantik itu.
Tak lama aku dan Jason pun pulang. Sebelum
pulang aku berpapasan dengan Lia, sekretarisku.
Aku suruh dia untuk mendaftarkan Pak Arief Untk
training ke singapura. Memang baru-baru ini aku
mendapat tawaran training ke Singapore dari salah
satu perusahaan. Lebih baik Pak Arief saja yang
pergi, pikirku. Toh memang dia yang mengerjakan
pekerjaan itu di kantor, sedangkan aku hanya akan
menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan
birahi selama dia pergi nanti.
Tak sabar aku menanti minggu depan datang. Nanti
akan aku ceritakan lagi pengalamanku bersama Santi
bila saatnya tiba. Dengan tidak adanya batas waktu
karena terburu-buru, tentu aku akan lebih bisa
menikmati dirinya.


Adult | GO HOME | Exit
2/1588
U-ON

inc Powered by Xtgem.com